Mengenal Koperasi Desa Merah Putih

IZINONLINE.COM-Di tengah gempuran tantangan global, perubahan iklim, dan gejolak harga pangan dunia, pemerintah Indonesia memandang perlu untuk membangun pondasi ekonomi nasional dari akar rumput desa. Di sanalah kekuatan sejati bangsa berakar. Untuk itulah, lahir Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih, sebuah inisiatif monumental yang tidak hanya menjadi program pemerintah, tetapi menjadi gerakan rakyat yang bertumpu pada semangat gotong royong, kemandirian, dan kebersamaan.

Inisiatif ini berpijak kokoh pada Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33, yang menegaskan bahwa perekonomian Indonesia harus disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan. Dalam semangat inilah, koperasi dihidupkan kembali sebagai soko guru perekonomian nasional, bukan sekadar instrumen ekonomi, melainkan manifestasi nilai-nilai luhur bangsa.

Gagasan ini memperoleh angin segar dalam pertemuan para kepala daerah seluruh Indonesia yang berlangsung di Akademi Militer (Akmil) Magelang pada tanggal 21 hingga 28 Februari 2025. Di forum strategis itu, Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, dengan tegas menyampaikan bahwa ketahanan pangan tidak bisa lagi hanya mengandalkan pendekatan pusat ke daerah semata. Sebaliknya, desa harus menjadi episentrum baru pembangunan nasional. Oleh karena itu, pembentukan koperasi desa bukan hanya penting, tapi menjadi keharusan. Koperasi, menurut Presiden, adalah cara paling konkret untuk memperkuat ketahanan pangan, mengangkat martabat petani, serta memastikan bahwa distribusi hasil produksi berjalan adil dan efisien.

Dua pekan kemudian, pada 3 Maret 2025, dalam Rapat Terbatas yang digelar di Istana Negara, Presiden secara resmi mengumumkan peluncuran 80.000 koperasi desa dan kelurahan di seluruh Indonesia dengan nama Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih.

Peluncuran nasional koperasi ini direncanakan bertepatan dengan Hari Koperasi Nasional pada 12 Juli 2025, menjadikannya sebagai tonggak kebangkitan ekonomi kerakyatan. Nama “Merah Putih” sendiri bukan sekadar simbol bendera, melainkan cerminan semangat persatuan, nasionalisme, dan keberanian untuk berdiri di atas kaki sendiri secara ekonomi.

Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih bukanlah koperasi biasa. Ia dirancang sebagai lembaga yang inklusif, dinamis, dan adaptif terhadap perkembangan zaman. Ia diharapkan mampu menyalurkan berbagai kebutuhan pokok masyarakat desa, menyediakan akses permodalan, menampung hasil panen petani dengan harga wajar, hingga menjalin hubungan dagang langsung dengan konsumen akhir secara digital.

Pemerintah menghendaki agar koperasi ini tidak hanya menjadi pusat ekonomi mikro, tetapi juga sebagai institusi sosial yang mendorong partisipasi aktif seluruh lapisan masyarakat desa: petani, nelayan, pelaku UMKM, pemuda, perempuan, hingga lansia.

Untuk mewujudkan hal tersebut, digitalisasi koperasi menjadi langkah krusial. Situs resmi koperasi ini, yang dapat diakses melalui merahputih.kop.id, menjadi pusat layanan digital tempat koperasi-koperasi dari seluruh Indonesia dapat mendaftar, memperbarui informasi, dan mengakses berbagai bentuk pendampingan hukum maupun teknis.

Di dalamnya terdapat panduan lengkap tentang bagaimana cara mendirikan koperasi baru melalui musyawarah desa, cara mengembangkan koperasi yang sudah ada dengan mengubah anggaran dasar, hingga cara merevitalisasi koperasi yang sempat mati suri agar dapat hidup kembali. Semua proses dilakukan secara daring, cepat, dan transparan.

Setiap koperasi yang mendaftar akan melalui proses validasi oleh notaris pembuat akta koperasi (NPAK), yang dapat dipilih langsung dari platform digital tersebut. Setelah diverifikasi dan mendapatkan akta, koperasi akan didaftarkan ke Kementerian Hukum dan HAM untuk memperoleh badan hukum.

Koperasi juga didorong untuk memiliki domain resmi berakhiran “.kop.id” sebagai bagian dari identitas digital dan profesionalisme manajemen. Platform ini dilengkapi dengan sistem pelaporan, chatbot konsultasi, hingga peta sebaran koperasi di seluruh wilayah Indonesia. Meskipun dashboard statistik saat ini tengah dalam proses pembaruan, semangat transparansi dan integrasi data menjadi landasan utama pengelolaan koperasi secara nasional.

Di balik semua teknis dan prosedur itu, terdapat filosofi besar yang menjadi nyawa dari koperasi ini: keadilan sosial. Koperasi Merah Putih hadir untuk mengembalikan harga yang adil bagi petani dan konsumen. Ia diciptakan untuk menyingkat rantai distribusi yang selama ini dikuasai tengkulak.

Ia ingin menjamin bahwa produk pangan dari desa dapat sampai ke pasar tanpa melewati terlalu banyak perantara yang merugikan. Koperasi ini dibangun untuk meningkatkan nilai tukar petani (NTP), menciptakan lapangan kerja di desa, meningkatkan inklusi keuangan, dan menjadi motor penggerak UMKM agar lebih terkonsolidasi dan berdaya saing.

Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih juga dilihat sebagai alat efektif dalam menekan angka kemiskinan ekstrem dan mengendalikan laju inflasi. Dengan distribusi pangan yang lebih efisien dan pasokan yang lebih stabil, harga kebutuhan pokok menjadi lebih terjangkau bagi masyarakat. Ini bukan hanya soal ekonomi, tetapi soal keberlanjutan hidup dan keadilan bagi seluruh rakyat.

Melalui koperasi ini, pemerintah ingin membangun ekosistem ekonomi baru yang berpusat pada desa. Bukan desa yang hanya menjadi objek pembangunan, tetapi menjadi subjek yang menentukan arah pembangunan itu sendiri. Di sinilah letak kekuatan gerakan koperasi: membangkitkan kesadaran kolektif, mengaktifkan kekuatan sosial yang selama ini terpinggirkan, dan menciptakan jembatan antara tradisi gotong royong dengan era digital.

Maka, Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih bukan sekadar proyek jangka pendek atau program seremonial. Ia adalah gerakan kebangsaan yang hidup. Sebuah tekad bersama untuk menegakkan ekonomi berdikari, dari desa untuk Indonesia. Sebuah langkah berani untuk mengatakan bahwa masa depan bangsa tidak hanya ditentukan oleh kota-kota besar, tetapi justru ditentukan oleh kekuatan desa-desa yang bersatu dalam semangat Merah Putih.